Selasa, 10 Februari 2009

PUISI-PUISI

rajuk


adalah hormat

kataku pada berbuat

adalah apresiasi

kataku pada prestasi

adalah tanda jasa

kataku pada karya


semua tak menghitung

dicari untung

semua tak terbilang

diri menghilang

semua tak sempurna

dibuat semena-mena


mereka diam dalam jerit

ada sembunyi dalam sakit

dunia bertanya

jawab kata luka

dunia bernyanyi

tak merdu nada ironi


tenggelam jiwa besar di mulut besar

selalu kurang dalam gantang

jika lebih hanya jadi sepih

tak syukur pada yang tak terukur

berdiri tidak pada tegak

bicara buahkan dusta


sendiri

aku tak sepi

peluklah rajuk

rajuk tak akan ku pujuk

rajuk tak bawa sejuk


Tanjungpinang, 22 desember 2008



fitnah


dirangkai rasa tak suka

berlebih selalu pada kata

ketika sengaja

itulah dosa


teraniaya

dalam buruk sangka

pada kerja yang tak pernah direka

kata yang tak pernah disapa


fitnah

adalah hati yang iri

tak percaya diri

menikam dengan belati dengki


fitnah

menancap seumpama panah

menjadi barah bernanah

tak ada jerit keluh kesah


tanjungpinang, 22 desember 2008



empati


linang air mata tak habiskan duka

kering tanpa rasa pada lezat dunia

menggapai hanya dengan pinta

memelas selalu pada belas

ratap mengiring harap


laras-laras terus muntah meretas

raung tenggelam alam dentuman

merah menggenang tak tergantang

bumi tak juga sepi dari tangisan

kata damai hanya jadi buai


kesedihan

ketakutan

kemiskinan dan keputus-asaan

menjadi goresan kesengsaraan di atas kanvas dunia

warna-warna semu menyungkup

keserakahan

ketidak-adilan

haus rakus kekuasaan


kita tertatih menapak lorong kemerdekaan, lunglai dipelukan gelap kelam, meraba seakan buta

terperosok di lubang kekecewaan, ringkih meraih cahaya harapan


tanjungpinang, 14 Februari 2009



yalaaah


jawab pada kata tanya, kadang sulit menerka, ada bulan pada lengkung malam penuh bintang,

matahari pada rentang siang bawa terik, membawa waktu bersama detik-detik, dan kujawab “yalaaah!”


pada pinta penuh harap, tak sampai hati menolak, kadang berat tak terpikul, ringan tak terjinjing,

ada jerit dalam tangis, ada sedu sedan dalam isak, ku jawab “yalaaah!”


ada perintah dalam kata, resah tak terbantah, tak mampu diri menolak, ada kerut menggaris wajah,

menyesak dada kadang kala, tak ada kata selain “yalaaah!”


ada jawab “yalaaah” pada kehendak

kenapa yalaaah?

“ya…iyalaaah!”


tanjungpinang, 17 Februari 2009



Tidak ada komentar:

Posting Komentar